28 January 2009

Amal Penyebab Dicintai Allah

Oleh: Uti Konsen U.M


ALANGKAH indah dan bahagianya hidup, bila kita telah dicintai oleh Allah dan disayangi pula oleh seluruh makhluk di dunia ini. Maknanya sebelum kita menikmati surga di akhirat, di dunia ini pun kita sudah bisa merasakannya. "Hidup adalah surga," ujar Drs H.M Arifin Ilham dalam salah satu judul tulisannya. Lalu amalan apa yang bisa melesatkan kita kepada kemuliaan seperti itu?

Pada suatu hari kilah Imam Ali AS ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata: "Ajarilah aku suatu amalan yang membuat aku dicintai oleh Allah, dicintai oleh para mahluk, Allah memperbanyak hartaku, menyehatkan badanku, memanjangkan umurku dan membangkitkan aku di mahsyar bersamu." Subhanallah, satu pertanyaan yang juga merupakan pertanyaan kita bukan? Rasulullah SAW kemudian menjawab: "Permintaanmu yang enam perkara itu memerlukan enam perkara yang lainnya yaitu: Bila engkau ingin dicintai Allah, takutlah kepada-Nya dan bertakwalah. Bila engkau ingin dicintai para mahluk, berbuat baiklah kepada mereka, dan jangan berharap sesuatu dari yang mereka miliki. Dan bila engkau ingin diperkaya dalam harta, maka zakatilah harta bendamu. Bila engkau ingin disehatkan badanmu, maka perbanyaklah sedekah. Dan bila engkau ingin diperpanjang umurmu, maka bersilaturrahmilah kepada kaum kerabat mu. Bila engkau ingin dikumpulkan bersama ku dipadang mahsyar, maka perpanjanglah sujudmu kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa." (Buku Kisah-Kisah Pembawa Berkah disusun Haidar Bagir).


Diantara ciri orang yang taqwa ialah selalu merasa diawasi Allah, merasa bersama Allah dan merasa disaksikan Allah. Contoh sederhana. Bagi orang yang berpuasa, dimanapun ia berada entah di tempat ramai atau di tempat yang sangat sepi, dia tidak akan mau makan dan minum kalau sebelum waktunya.
Rasulullah SAW bersabda: "Sayangilah mahluk yang dibumi, niscaya Anda akan dikasihi oleh Zat yang dilangit." Bayangkan, gara-gara menolong seekor lalat yang mengapung di atas cairan tinta, imam Ghazali diberi rahmat oleh Allah SWT. Demikian mimpi yang dialami oleh salah seorang sahabatnya, ketika penulis buku Ihya Ulumuddin itu wafat. Dan Nabi SAW bersabda "Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya."


Seorang lelaki yang tidak banyak amal syariatnya, sebelum meninggal sudah diperkenalkan Nabi SAW kepada para sahabatnya sebagai salah seorang calon penghuni surga, lantaran dalam hatinya tidak ada rasa hasad atau dengki, dan tidak pula pernah mencerca atau menggunjing orang lain. Diantara fadhilah zakat ialah menyuburkan, membersihkan dan melindungi harta benda dan jiwa kita. Dengan mengeluarkan zakat, maka daki-daki rohani kita menjadi bersih. Karena maknanya kita sudah tidak menahan lagi hak fakir miskin atau golongan yang berhak menerimanya. Bukankah setiap penerima zakat selalu mengucapkan hamdalah (zikrullah) serta mendoakan kita. Berarti kita telah menggiring seseorang untuk zikrullah. Orang yang gemar bersedekah maknanya ia meniru salah satu sifat Tuhan, yaitu Maha Pemberi Rezeki. Pantaslah kalau orang dermawan usianya "panjang" dan keberadaannya dimanapun membawa berkah. Jangankan dunia flora dan fauna, para malaikat pun setiap pagi selalu mendoakannya. Agar pengikutnya senang bersedekah, maka banyak sekali hadis Rasulullah SAW yang menerangkan tentang keutamaan sedekah itu. Antara lain beliau bersabda: "Lindungi harta Anda dengan zakat, obati sakitmu dengan sedekah dan hadapi gelombang hidup dengan doa dan tawadhu." Setiap salat dimulai dengan mengucapkan kalimat Takbir, Allahu Akbar hablumminallah dan di akhiri dengan salam, hablumminannas. Artinya kita selain bersilaturrahmi dengan Allah, juga berkasih sayang terhadap sesama manusia. Sehingga Rasulullah SAW, menjanjikan: "Siapa yang senang dipanjangkan umurnya dan dimurahkan rezekinya, hendaklah ia senang bersilaturrahmi." Sebaliknya beliau mengancam orang yang senang memutuskan silaturrahmi: "Rahmat Allah tidak akan turun pada satu kaum, dimana didalamnya terdapat orang yang senang memutuskan silaturrahmi." Sedangkan kita tahu, bahwa seorang muslim hanya bisa masuk surga bukan lantaran amalnya tetapi hanya semata-mata karena rahmat Allah SWT saja.
Seorang pelayan setia Rasulullah SAW ketika satu waktu ditawari sesuatu oleh beliau ia menjawab: "Aku ingin bersamamu di surga." Bagaimana jawaban Rasul mulia itu? "Kalau begitu bantulah aku dengan memperbanyak sujud." Maksudnya agar ia memperbanyak salat-salat nafilahnya. Sebab amal yang pertama di periksa kelak di akhirat ialah salat. Kalau salatnya sempurna, maka amal ibadah lainnya akan baik pula. Sedangkan kita sendiri sudah bisa merasakan bagaimana kualitas salat fardhu kita. Sangat jauh dari sempurna. Teramat sulit untuk khusyuk walaupun separoh dari waktu salat kita itu. Nah, fungsi salat-salat nafilah itu adalah untuk menutupi kekurangan pada salat wajib kita. Wallahualam.** Sumber: Pontianak Post

No comments: