03 October 2010

Pohon Apel Dan Anak Kecil


Di jaman dahulu kala, ada sebatang pohon apel yang sangat besar.
Seorang anak kecil sering datang dan bermain di sekitarnya setiap hari. Dia
memanjat pohon tersebut sampai kepuncaknya, lalu memakan apel tersebut,
tidur di bawah bayangan pohon tersebut . . . Dia sangat suka memanjat pohon
tersebut dan pohon tersebut juga senang dipanjat olehnya.
Waktu berlalu . . . . Anak tersebut telah tumbuh . . .
Dia tidak lagi bermain di sekitar pohon tersebut.
Suatu hari, Anak tersebut kembali ke pohon tersebut dan terlihat sedih.
"Kemarilah dan bermain bersamaku," kata pohon tersebut.
"Aku bukan anak kecil lagi, aku tidak bermain bersama pohon sekarang."
"Aku ingin sebuah mobil, dan aku perlu uang untuk membelinya," kata anak
tersebut.
"Maaf tapi aku tidak punya uang . . . ., tapi kau dapat mengambil semua
apel-ku dan menjualnya, maka kau bisa mendapatkan uang."
Anak tersebut sangat senang.
Dia segera mengambil semua apel dari pohon tersebut dan pergi dengan
gembira.
Anak tersebut tidak pernah kembali setelah mengambil apel tersebut. Pohon
itu sangat sedih.
Waktu kembali berlalu . . . . Dan anak itu kembali lagi kepada pohon
tersebut. Pohon tersebut sangat senang.
"Kemarilah dan bermain bersamaku," kata pohon tersebut.
"Aku tidak punya waktu untuk bermain. Aku harus bekerja untuk keluargaku.
Kami membutuhkan rumah untuk tempat berteduh. Bisakah kau membantuku? "
tanya anak tersebut.
"Maaf, tapi aku tidak punya rumah . . . ., tapi kau dapat memotong
dahan-dahan ku untuk membuat rumah tersebut."
Maka anak tersebut memotong seluruh dahan pada pohon tersebut dan pergi
dengan gembira. Pohon tersebut sangat senang melihat anak tersebut ceria
kembali tapi anak tersebut tidak pernah kembali lagi sejak saat itu.
Pohon tersebut kembali kesepian dan sedih. . . . . . . . . . .
Suatu siang yang panas, Anak tersebut kembali lagi. Pohon tersebut sangat
gembira.
"Kemarilah dan bermain bersamaku," kata pohon tersebut.
"Aku sudah bekerja keras dan aku ingin bersantai dengan berlayar. Bisakah
kau memberikan aku sebuah perahu? " kata anak tersebut.
"Pakailah batang pohonku untuk membuat perahu. Kau akan dapat berlayar jauh
dan bergembira."
Maka anak tersebut memotong batang pohon tersebut untuk dibuat perahu. Dia
pergi berlayar dan tidak pernah muncul dalam jangka waktu yang lama.
Akhirnya, anak tersebut kembali lagi setelah dia pergi bertahun-tahun.
Pohon tersebut menangis dan berkata ,
"Maafkan aku anakku, tapi aku tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan
padamu. Tidak ada lagi apel untukmu . . "
"Aku tidak punya gigi untuk memakan apelmu " kata anak tersebut.
"Tidak ada lagi ranting dan batang pohon untuk kau panjat."
"Aku terlalu tua untuk hal itu " balas anak tersebut.
"Aku benar-benar tidak bisa memberimu apa-apa lagi, yang tersisa dariku
hanya akar yang sudah hampir mati" kata pohon tersebut dengan bercucuran
air mata.
"Aku tidak butuh banyak sekarang, aku hanya butuh tempat untuk istirahat.
Aku lelah sekali setelah melewati tahun-tahun kehidupanku" kata anak
tersebut.
"Aah! Akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan
beristirahat. Kemarilah, duduk dan beristirahatlah bersamaku."
Anak tersebut duduk dan pohon tersebut tersenyum sambil menangis bahagia.
Ini adalah cerita tentang sifat manusia.
Pohon tersebut adalah orang tua kita.
Saat kita masih kecil kita sangat senang bermain bersama Ayah dan Ibu kita.
.
Saat kita telah dewasa kita meninggalkan mereka. . .
Hanya kembali pada saat kita membutuhkan sesuatu atau sedang dalam
kesulitan.
Apapun yang terjadi, Orang tua kita selalu ada dan memberikan sealanya
untuk membuat Anda bahagia, mereka bahkan akan memberikan nyawanya bila
kita memintanya. Kamu pikir anak dlm cerita ini sangat kejam, tapi kita
semua selalu melakukan hal tersebut pada orang tua kita.

No comments: