05 September 2012

Orang-Orang Yang Didoakan Malaikat





 Insya Allah berikut inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci".

(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar.ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'"

(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan"

(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf"

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.

Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu". (Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. 
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'"

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.

Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'"

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'"

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'"

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang - orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa "sunnah"

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh"

(Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar,"Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Sumber Tulisan Oleh :

Syaikh Dr. Fadhl Ilahi (Orang -orang yang Didoakan Malaikat, Pustaka Ibnu Katsir,

02 August 2012

Belajar Sabar Dari Seorang Hakim





Ini kisah nyata yang  pernah dimuat di surat kabar terkenal di Arab Saudi, dari kisah ini kita bisa belajar sabar dari seorang hakim yang shaleh..
Sebut saja namanya Shabir, seorang mahasiswa Fakultas Hukum yang sudah beristri.. Suatu saat pulang dari kuliahnya dan kembali ke rumah apartemen tempat ia tinggal berdua dengan istri tercinta.

Alangkah terkejutnya Shabir, karena ia mendapati seorang pria tidak pernah ia kenal sedang berhubungan intim dengan istrinya sendiri. Begitu tahu sang suami sudah pulang, si istri dan pria asing itu ketakutan!! Seolah-olah petir datang dari langit menyambar mereka.

Shabir berkata pada lelaki itu, "Pakailah pakaianmu!"

Pria asing itu berkata, "Demi Allah, istrimu yang menggodaku!"

Shabir menyuruh orang itu segera meninggalkan rumahnya, sementara dada bergemuruh dan jantung Shabir bergejolak hebat menahan amarah. Namun Shabir berusaha menguasai dirinya. Ia yakin pasti Allah hendak memberi hikmah besar di balik kejadian ini.

Pria itu tersenyum sinis memandang Shabir. Pria itu menganggap Shabir adalah lelaki bodoh, terbukti dia tidak marah, membentak pun tidak.
Shabir hanya berkata, "Hasbunallah wa ni'mal wakiil, Ni'maal maula wa ni'man nashiir (Cukup Allah jadi penolongku dan Dia sebaik-baik penolong)!"
Di luar rumah Shabir pun tetap sabar, dan pria asing itu menertawakan Shabir. Sekali lagi Shabir berujar, "Semoga Allah menutupi aib mu ini.." dan pria asing itu pun pergi.

Jika seorang pria berada dalam posisi ini, mungkin dia lebih baik memilih mati daripada menanggung malu. Tapi Shabir adalah orang yang shaleh.
Shabir mendatangi kamarnya lalu mengatakan pada istrinya, "Tolong, segera kumpulkan semua pakaianmu dan aku menunggu di luar untuk mengantarkanmu ke rumah keluargamu. Saat ini juga karena nama Allah, aku beri talak 3 atasmu!!"

Shabir berdoa, "Semoga Allah memberi lelaki yang lebih baik dariku."

Bekas istrinya itu terduduk malu dan menyesali dirinya. Ia baru sadar, kalau sudah melakukan perbuatan setan. "Semoga Allah menutupi aibmu", doa Shabir pada wanita yang pernah dikasihinya itu.
Selesai berkemas, Shabir mengantarkan perempuan itu ke sebuah kota dengan jarak perjalanan 300 kilometer hingga sampai ke rumah keluarga bekas istrinya itu. Perempuan itu berkata pada Shabir, "Sungguh aku tidak berhak memiliki dirimu." Shabir tetap tegar dan dengan sabar ia tinggalkan semua kenangan bersama istrinya dulu. Wajahnya memerah, matanya sesekali menitikkan air.

BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN

Kini Shabir sudah lulus dari Universitas King Abdul Azis di Jeddah. Tapi senyum sinis lelaki itu yang pernah bermaksiat bersama istrinya beberapa tahun silam selalu terbayang di pelupuk matanya. Tak lama setelah lulus, Shabir menikah untuk kedua kalinya. Dan berkat rahmat Allah, Shabir diangkat menjadi hakim di sebuah pengadilan. Istri baru Shabir ternyata seorang wanita sholehah yang cantik paras dan hatinya. Shabir sangat bersyukur pada Allah karena sudah digantikan luka hatinya dengan istrinya yang baru. Shabir pun melanjutkan ke program Master dan hingga berlanjut kesuksesan atas lulusnya Shabir di Program Doktoral dalam waktu yang singkat. Shabir pun diangkat menjadi seorang Ketua Hakim di Pengadilan Tinggi di kota Jeddah.

"Setiap shalat, aku berdoa pada Allah agar bisa menghapus kenangan kelam itu dari benakku. Namun senyum sinis pria bejat itu selalu datang dan aku ucapkan, "A'udzubillahi minasy syaithonirrajiim".
Sampai akhirnya tanpa diduga sebelumnya, akhirnya Shabir bertemu lagi dengan lelaki itu. Tapi pria bejat itu kini menghadapi sebuah kasus pembunuhan. Pria itu telah membunuh seseorang dengan besi, hingga mati mengenaskan. Dan Shabir harus memutuskan perkara pria ini. Pria itu kini mendatangi ruang kerja Shabir dan memohon agar bisa diberi keringanan hukuman dan tidak dijatuhi hukuman Qishash.

Shabir hanya tertegun melihat pria itu. "Apa yang sudah membawamu ke sini dan apa masalahmu?", Shabir bertanya.
"Aku menemukan seorang pria di ranjang dan sedang tidur bersama istriku. Aku marah dan langsung kubunuh pria itu!", jawabnya. "Mengapa tidak kamu bunuh sekalian istrimu agar kamu bergelar sang pemberani?", tanya Shabir lagi.
"Aku tidak sadar saat melakukannya," jawabnya lagi.
"Kalau begitu, mengapa kau tidak biarkan pria itu pergi dan katakan padanya, "Semoga Allah menutupi aibmu ini". Pria itu pun bertanya balik, "Apa tuan rela bila ini terjadi pada diri tuan? "
"Ya, aku ikhlas dan tidak akan mengatakan apapun selain, "Hasbunallah wa ni'mal wakiil, ni'mal maula wa ni'man nashiir!"
Pria itu tercengang, "Sepertinya seseorang pernah mengatakan itu padaku.."
"Ya benar, kamu pernah mendengarnya dari mulutku ketika kamu melakukan perselingkuhan dengan istriku dalam rumahku. Kau manfaatkan kepergianku untuk berzina dengannya. Apa kau ingat senyum sinismu saat beranjak dari rumahku? Apa kau ingat saat itu aku katakan, "semoga Allah menutupi aibmu ini?" Sungguh jantungku saat itu bak disayat-sayat dengan sembilu. Perih dan menyakitkan. Benar Allah tidak menghukummu saat itu juga. tapi kini hukuman qishash menantimu. Aku bersumpah, demi Allah yang Maha Besar, aku yakin pasti kamu tidak bisa lupakan peristiwa itu!"

Shabir terdiam beberapa saat. Pria itu menangis dan memohon ampun pada Shabir atas perbuatannya dulu. Pria itu memohon agar Shabir mau membujuk keluarga korban agar memaafkan pria itu dan terhindar dari Qishash. Shabir pun esoknya bergerak cepat dengan mendatangi para ulama di Jeddah dan membujuk keluarga korban agar pria ini dimaafkan sebagai pembunuh. Tapi ternyata takdir Allah dan hukuman qishash tetap berlaku. Pria itu harus tetap menjalani hukumannya.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah bahwa kita harus tetap menjalani semua ketetapan Allah dengan sabar. Sepahit apapun dan walau menyakitkan sekalipun, bersabarlah dengan berdzikir.

08 February 2012

Hijab Punuk Unta

















 Beginilah Gambar Perempuan Yang Kepalanya Ibarat Punuk Onta, Yang Disebutkan Oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam Dalam Hadits Shahih Riwayat Imam Muslim dan Lainnya Bahwasanya Mereka Tidak Akan Masuk Surga dan Tidak Akan Mencium Bau Wangi Surga, Padahal Bau Wangi Surga Bisa Dicium Dari Jarak Yang Sangat Jauh..


Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda”

“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya,

1. Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia [maksudnya penguasa yang dzalim],

2. dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali]”.

(HR. Muslim dan yang lain).

Penjelasan Hadits Menurut Para Ulama:

Imam An Nawawi dalam Syarh-nya atas kitab Shahih Muslim berkata:

“Hadis ini merupakan salah satu mukjizat Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam. Apa yang telah beliau kabarkan kini telah terjadi…

Adapun “berpakaian tapi telanjang”, maka ia memiliki beberapa sisi pengertian.

Pertama, artinya adalah mengenakan nikmat-nikmat Allah namun telanjang dari bersyukur kepada-Nya.

Kedua, mengenakan pakaian namun telanjang dari perbuatan baik dan memperhatikan akhirat serta menjaga ketaatan.

Ketiga, yang menyingkap sebagian tubuhnya untuk memperlihatkan keindahannya, mereka itulah wanita yang berpakaian namun telanjang.

Keempat, yang mengenakan pakaian tipis sehingga menampakkan bagian dalamnya, berpakaian namun telanjang dalam satu makna.

Sedangkan “maa`ilaatun mumiilaatun”, maka ada yang mengatakan: menyimpang dari ketaatan kepada Allah dan apa-apa yang seharusnya mereka perbuat, seperti menjaga kemaluan dan sebagainya.

“Mumiilaat” artinya mengajarkan perempuan-perempuan yang lain untuk berbuat seperti yang mereka lakukan.

Ada yang mengatakan, “maa`ilaat” itu berlenggak-lenggok ketika berjalan, sambil menggoyang-goyangkan pundak.

Ada yang mengatakan, “maa`ilaat” adalah yang menyisir rambutnya dengan gaya condong ke atas, yaitu model para pelacur yang telah mereka kenal.

“Mumiilaat” yaitu yang menyisirkan rambut perempuan lain dengan gaya itu.

Ada yang mengatakan, “maa`ilaat” maksudnya cenderung kepada laki-laki.

“Mumiilaat” yaitu yang menggoda laki-laki dengan perhiasan yang mereka perlihatkan dan sebagainya.

Adapun “kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta”, maknanya adalah mereka membuat kepala mereka menjadi nampak besar dengan menggunakan kain kerudung atau selempang dan lainnya yang digulung di atas kepala sehingga mirip dengan punuk-punuk unta. Ini adalah penafsiran yang masyhur.

Al Maaziri berkata: dan mungkin juga maknanya adalah bahwa mereka itu sangat bernafsu untuk melihat laki-laki dan tidak menundukkan pandangan dan kepala mereka.

Sedang Al Qoodhiy memilih penafsiran bahwa itu adalah yang menyisir rambutnya dengan gaya condong ke atas. Ia berkata: yaitu dengan memilin rambut dan mengikatnya ke atas kemudian menyatukannya di tengah-tengah kepala sehingga menjadi seperti punuk-punuk unta.

Lalu ia berkata: ini menunjukkan bahwa maksud perumpamaan dengan punuk-punuk unta adalah karena tingginya rambut di atas kepala mereka, dengan dikumpulkannya rambut di atas kepala kemudian dipilin sehingga rambut itu berlenggak-lenggok ke kiri dan ke kanan kepala.

Fatwa Syaikhuna Fadlilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin rahimahullah:


Pertanyaan :
Apakah perbuatan yang dilakukan sebagian wanita berupa mengumpulkan rambut menjadi berbentuk bulat (menggelung/menyanggul) di belakang kepala, masuk ke dalam ancaman dalam hadits :
نساء كاسيات عاريات … رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلن الجنة …“…Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang… kepala-kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga…“ ?

Jawaban :
Adapun jika seorang wanita menggelung rambutnya karena ada kesibukan kemudian mengembalikannya setelah selesai, maka ini tidak mengapa, karena ia tidak melakukannya dengan niat berhias, akan tetapi karena adanya hajat/keperluan.
Adapun mengangkat dan menggelung rambut untuk tujuan berhias, jika dilakukan ke bagian atas kepala maka ini masuk ke dalam larangan, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam :
رؤوسهن كأسنمة البخت …“…kepala-kepala mereka seperti punuk unta…”, dan punuk itu adanya di atas…“
Sumber : “Liqo’ Bab al-Maftuh” kaset no. 161.

Fatwa Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah:


Pertanyaan :
Apa hukum seorang wanita mengumpulkan (menggelung/sanggul) rambutnya di atas lehernya dan di belakang kepalanya yang membentuk benjolan sehingga ketika wanita itu memakai hijab, terlihat bentuk rambutnya dari belakang hijabnya?

Jawaban :
Ini adalah kesalahan yang terjadi pada banyak wanita yang memakai jilbab, dimana mereka mengumpulkan rambut-rambut mereka di belakang kepala mereka sehingga menonjol dari belakang kepalanya walaupun mereka memakai jilbab di atasnya. Sesungguhnya hal ini menyelisihi syarat hijab yang telah kukumpulkan dalam kitabku “Hijab al-Mar’ah al-Muslimah minal Kitab was Sunnah”.


Dan diantara syarat-syarat tersebut adalah pakaian mereka tidak membentuk bagian tubuh atau sesuatu dari tubuh wanita tersebut, oleh karena itu tidak boleh bagi seorang wanita menggelung rambutnya dibelakang kepalanya atau disampingnya yang akan menonjol seperti itu, sehingga tampaklah bagi penglihatan orang walaupun tanpa sengaja bahwa itu adalah rambut yang lebat atau pendek. Maka wajib untuk mengurainya dan tidak menumpuknya.
Sumber : “Silsilatul Huda wan Nur“.
Fatwa ‘Al-Lajnah Ad-Da’imah’ 2/27:
Pertanyaan:
Apakah boleh kita berkeyakinan tentang kafirnya para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam: “Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali” (Al-Hadits)?.


Siapa saja yang meyakini akan halalnya hal itu dari kalangan para wanita padahal telah dijelaskan kepadanya [kalau tidak halal] dan diberi pengertian tentang hukumnya, maka ia kafir.
Adapun yang tidak menghalalkan hal itu dari kalangan para wanita akan tetapi ia keluar rumah dalam keadaan berpakaian tapi telanjang, maka ia tidak kafir, akan tetapi ia terjerumus dalam dosa besar, yang harus melepaskan diri darinya dan taubat daripadanya kepada Allah, semoga Allah mengampuninya. Jika ia mati dalam keadaan belum bertaubat dari dosanya itu maka ia berada dalam kehendak Allah sebagaimana layaknya para ahli maksiat; sebagaimana firman Allah Azza Wa Jalla:


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (QS. An-Nisaa’: 48). Selesai. Fatwa ‘Al-Lajnah Ad-Da’imah’ 2/27.
Kesimpulan:
Maksud dari hadits “kepala mereka seperti punuk onta”, adalah wanita yang menguncir atau menggulung rambutnya sehingga tampak sebuah benjolan di bagian belakang kepala dan tampak dari balik hijabnya .
Ancaman yang sangat keras bagi setiap wanita yang keluar rumah menonjolkan rambut yang tersembunyi di balik hijabnnya dengan ancaman tidak dapat mencium bau wangi surga, padahal bau wangi surga bisa dicium dari jarak yang sangat jauh.
Apabila telah ada ketetapan dari Allah baik berupa perintah atau pun larangan, maka seorang mukmin tidak perlu berpikir-pikir lagi atau mencari alternatif yang lain. Terima dengan sepenuh hati terhadap apa yang ditetapkan Allah tersebut dalam segala permasalahan hidup.


“Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” [QS. Al-Ahzab: 36 ]
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu ..”


[Q.S. Al Hujaraat : 15]
Kalau kita cermati dengan seksama maka akan jelas sekali bahwa saat ini banyak kaum wanita yang telah melakukan apa yang dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dalam hadits tersebut, yaitu memakai jilbab yang dibentuk sehingga mirip punuk onta. Kalau berjilbab seperti ini saja tidak masuk surga, bagaimana pula yang tidak berjilbab?


Inti dari larangan dalam hadits tersebut adalah bertabarruj, yaitu keluar rumah dengan berdandan yang melanggar aturan syari’at dan berjilbab yang tidak benar sebagaimana firman Allah:


“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu (bertabarruj) berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu“. (QS. Al-Ahzaab: 33).


Adapun ketika dirumah dan dihadapan suami, maka para isteri diperbolehkan berdandan dengan cara apa saja yang menarik hati suaminya, bahkan tanpa mengenakan sehelai kainpun juga boleh, tidak haram, bahkan berpahala.
(Sumber: Artikel, Renungan, Kisah Motifasi II)

31 January 2012

MENCARI KESEMPURNAAN


Seorang santri pernah bertanya pada gurunya:

Santri : Bgmn caranya agar kita mendapatkan sesuatu yg paling sempurna dlm hidup?

Guru : Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yg paling indah menurutmu & jangan pernah kembali kebelakang.

...Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, si Santri kembali dg tangan hampa . . .

Lalu guru bertanya: Mengapa kamu tdk mendapatkan bunga 1 pun?

Santri : Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya tapi aku tdk memetiknya karena aku pikir mungkin yg di depan pasti ada yg lbh indah, namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yg aku lihat tadi adalah yg terindah, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi!

Dgn tersenyum guru berkata:
"Ya, itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, krn sejatinya kesempurnaan yg hakiki tdk pernah ada, yg ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan"

*Pesan moralnya adalah:
Marilah kita sadari bahwa apa yg kita dapatkan hari ini adalah yg terbaik menurut Allah dan jangan pernah ragu, krn kesadaran itu akan menjadikan kita nikmat menjalani hidup ini....:)

08 January 2012

Islam Kristen Memang Beda


Pada saat ini ada kelompok yang berpendapat bahwa "semua agama adalah sama", baik dan benar, artinya semua agama tujuannya sama hanya caranya saja yang berbeda, mereka mengatakan setiap agama pasti ingin menuju kepada Tuhannya, tetapi setiap agama mempunyai caranya masing-masing. Islam dengan Al-Qur'an dan Al-Hadist sedang Kristen dengan Alkitabnya, pendapat ini sering dihubung-hubungkan dengan kata-kata mutiara : "banyak jalan menuju Roma"

Pendapat ini didukung dan di motori mereka yang menamakan dirinya Islam Progresif, Plural dan Liberal, bahkan mereka telah melempar sebuah opini bahwa tidak adil kalau hanya orang Islam saja yang masuk surga, orang Kristen, Hindu dam Budha juga berhak masuk surga. Tetapi aneh, mereka memaksakan pendapatnya ini hanya kepada umat Islam saja, artinya, hanya umat Islamlah yang diperkosa akidahnya agar mau berpendapat bahwa "semua agama adalah sama"  dan mau berpendapat bukan orang Islam saja yang akan masuk surga.

Sementara di sisi yang lain, mereka sama sekali tidak menerapkan pendapatnya kepada umat Kristen, agar umat Kristen juga berpendapat bahwa "semua agama adalah sama", mereka membiarkan umat Kristen tetap dalam akidahnya yaitu agama yang paling benar hanyalah Kristen.

Tentu saja ini menunjukkan bahwa mereka yang memaksakan opini "semua agama adalah sama", hanyalah ingin mengobok-obok dan mengotori akidah umat Islam, mari kita buktikan bahwa "setiap agama memang berbeda".

SURGA DAN NERAKA

Orang-orang Yahudi mengatakan :
Surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang Yahudi, artinya, siapapun yang bukan Yahudi tidak akan dapat masuk surga, melainkan akan masuk neraka semuanya di akhirat kelak. Talmud

Demikian di antara yang disebutkan di dalam kitab mereka yaitu Talmud.

Orang-orang Kristen juga mengatakan hal yang sama :
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Yohanes 14:6

Menurut pemahaman orang-orang Kristen, tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang beragama Kristen, artinya, siapapun yang tidak beragama Kristen kelak di akhirat akan dicampakkan ke dalam neraka.

Namun Allah SWT membantah perkataan mereka dengan firman-Nya bahwa perkataan mereka itu hanyalah angan-angan kosong belaka : 

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata:"Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi dan Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah:"Tunjukkan kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang benar". QS. 2:111

Maksudnya, Allah SWT menyangkal pengakuan orang-orang Yahudi yang mengatakan hanya Yahudilah yang akan masuk surga, dan Allah SWT juga menyangkal pengakuan orang-orang Kristen yang mengatakan hanya orang-orang Kristenlah yang akan masuk surga.

Allah SWT menyangkal pengakuan orang-orang Yahudi dan Nasrani tersebut dengan firman-Nya :

Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Dan dalam ayat lainnya, Allah SWT menegaskan setegas-tegasnya bahwa mereka semua yaitu Yahudi dan Nasrani akan masuk ke neraka Jahannam :

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahan-nam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. [QS. 98:6]

Dari uraian di atas sangat jelas bahwa setiap agama mengklaim hanya ajarannya saja yang benar dan ajaran agama yang lain adalah sesat tidak akan mengantarkan ke surga. Tentu saja kenyataan ini membuktikan kelompok yang berpendapat semua agama adalah sama dan semua berhak masuk surga adalah kelompok yang tidak berdasar-kan dalil kitabiah.

Namun kelompok ini tidak dapat menerima begitu saja keterangan Allah SWT yang sudah amat jelas tersebut, mereka dengan akalnya yang cerdas berusaha mencari penafsiran lain (takwil) untuk menolak maksud ayat tersebut.

Bukankah usaha mereka ini secara tidak disadarinya telah menolak ayat-ayat Allah SWT ? dan bukankah itu menjadikannya keluar dari Islam ?
Padahal sudah jelas, orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik pasti masuk neraka. Lalu dari mana mereka sampai bisa mengatakan setiap pemeluk agama apapun akan masuk surga ???


MUHAMMAD SAW NABI TERAKHIR

Iman Kristiani tidak bisa mengakui Muhammad saw adalah seorang nabi. Ketika mereka menyatakan Muhammad saw adalah seorang nabi, maka lenyaplah ke-Kristenan-nya. Ketika lenyap ke-Kristenan-nya maka secara otomatis, menurut iman Kristiani dia termasuk orang-orang yang tidak diselamatkan oleh Yesus alias neraka.

Sementara itu, umat Islam wajib mengakui bahwa Muhammad saw adalah seorang nabi, bahkan harus ditegaskan keyakinan tersebut bahwa Muhammad saw adalah nabi terakhir, ketika umat Islam tidak mengakui Muhammad saw sebagai nabi terakhir maka ia secara otomatis keluar dari Islam, dan tentu saja menurut iman Islam, orang tersebut keluar dari Islam.

Bila pandangan terhadap Muhammad saw saja antara umat Kristiani dan umat Islam tidak bisa disamakan, dari mana dapat dikatakan semua agama adalah sama.
Tentu saja, kelompok yang mengatakan semua agama adalah sama dan benar, pastilah mereka sembunyikan kenyataan tersebut atau karena dangkal pengetahuannya tentang akidah Islam dan tentang akidah Kristen ???

TENTANG PENYALIBAN

Salah satu akidah umat Kristiani adalah mengakui adanya penyaliban Yesus untuk menebus dosa warisan, Ketika seorang Kristen tidak mengakui Yesus telah mati di salib, maka hilanglah ke-Kristenan-nya, artinya ia bukan lagi sebagai orang Kristen, sehingga menurut iman Kristen ia telah kafir dari Kristen.

Sementara, Allah SWT memberikan petunjuk-Nya yang sangat jelas yaitu bahwa Nabi Isa as sama sekali tidak dibunuh dan tidak pula disalib, tetapi, yang dibunuh dan disalib adalah seseorang yang diserupakan dengan nabi Isa as.

dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. QS. 4:157

Ketika umat Islam mengakui atau membenarkan bahwa Nabi Isa as mati disalib, berarti dia secara tegas menyangkal petunjuk Allah SWT tersebut, dan berarti dia telah menginkari ayat-ayat Allah SWT, mengingkari ayat-ayat Allah SWT berarti mengeluarkan dia dari Islam.
Mungkinkah seseorang berkeyakinan Yesus mati disalib sekaligus berkeyakinan Yesus tidak disalib ???, tentu saja dengan hati nurani dan akal yang jernih tidak akan mungkin berkeyakinan demikian.

Hal di atas membuktikan, tidak mungkin mengatakan semua agama adalah sama dan benar. Umat Kristen mempunyai keyakinan Yesus telah mati di salib dan umat Islam berkeyakinan sebaliknya, bahwa nabi Isa as tidak dibunuh dan tidak pula disalib. Itu berarti Islam tidak bisa mengatakan agama Kristen adalah agama yang benar, begitu juga sebaliknya, Kristen juga tidak bisa mengatakan Islam adalah agama yang benar.

Jika akidah Islam dan Kristen tentang penyaliban sangat kontradiksi dan tidak bisa membenarkan satu dengan yang lainnya, maka dengan dalil apa lagi harus mengatakan semua agama adalah sama dan benar dan mengatakan setiap pemeluknya berhak masuk surga ??? Terbukti, jalan menuju surga hanya satu, dan jalan lainnya ke neraka.

STATUS YESUS / NABI ISA AS

Umat Kristen, berkeyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan, ketika umat Kristiani mengatakan bahwa Yesus bukan Tuhan alias manusia biasa atau seorang nabi, maka lenyaplah ke-Kristenan-nya, dan itu berarti menurut iman Kristen dia termasuk orang-orang yang akan masuk neraka.

Tetapi, umat Islam berkeyakinan sebaliknya, bahwa Yesus/Isa as bukanlah Tuhan tetapi seorang nabi utusan Allah SWT kepada Bani Israel. Ketika umat Islam berkeyakinan bahwa Isa putra Maryam adalah Tuhan maka kafirlah dia dan keluar dari Islam.

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata :"Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putera Maryam" QS. 5:17

Artinya, menurut Islam, orang-orang Kristen akan masuk neraka karena mengatakan Yesus itu Tuhan, dan menurut Kristen, orang Islam akan masuk neraka karena tidak mengakui Yesus seba-gai Tuhan. Sungguh amat kontradiktif.

Lalu dari mana dalilnya, bahwa Islam dan Kristen adalah sama, kalau persepsi tentang Yesus/Isa as saja tidak bisa disatukan karena bertolak belakang --kontradiksi-- ???.

Tentu saja kelompok yang menyatakan semua agama adalah sama, dia pasti dinyatakan sesat oleh umat Islam dan dinyatakan sesat juga oleh umat Kristen. Lalu anehnya, kelompok ini memaksakan pendapatnya hanya kepada orang Islam, kenapa kelompok ini tidak mencoba membawa pendapatnya kepada orang Kristen ????

Tentu saja jawabannya, karena mereka ingin mengobok-obok akidah Islam yang telah sempurna ini dari dalam. Atau mereka takut ketahuan misinya apabila pendapat mereka ini diterapkan juga kepada agama Kristen, akan tampak sekali kontradiksi antara akidah Islam dan akidah Kristen, dan ini berarti akan menunjukkan dengan sendirinya bahwa Islam dan Kristen memang beda secara akidah, dan tidak bisa saling membenarkan.

Kalau umat Islam dipaksa membenarkan akidah umat Kristen, itu berarti umat Islam dipaksa mengakui Yesus sebagai Tuhan, bukankah ini mengeluarkan dari Islam ????


HANYA ISLAM AGAMA YANG BENAR

Dari uraian sebelumnya, tidak mungkin mengatakan semua agama adalah sama dan benar, dan tidak mungkin pula mengatakan pemeluk agama lain berhak masuk surga.

Apakah kelompok yang mengatakan semua agama adalah sama dan benar tidak mengetahui dalil tersebut, mereka sangat mengetahui, tetapi, rupanya hati nuraninya kalah dengan hawa nafsunya.

Padahal Allah SWT telah mengingatkan kita, bahwa hanya agama Islam yang diridhoi-Nya, yang berarti agama yang lain dimurkai-Nya :

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. QS. 3:19


Apakah masih kurang jelas dan tegas, bahwa hanya agama Islam yang benar di sisi Allah ?, mari kita kutip penegasan Allah SWT, yang menyatakan bahwa selain agama Islam tidak akan diterima :

Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi. QS. 3:85 

 
Bahkan Allah SWT, mengingatkan kita, agar kita jangan sampai mati kecuali dalam keadaan Islam.

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub. (Ibrahim berkata) : "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". QS. 2:132

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. QS. 3:102

Bila dalil-dalil yang begitu jelas dan gamblang, masih belum juga membuka hati untuk mengatakan bahwa hanya agama Islam-lah agama yang benar, maka sebagai penutup untuk orang-orang yang mengatakan semua agama adalah sama dan benar, mari kita lihat ayat berikut untuk menjadi perenungan bersama :

"Mereka itulah yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka". QS. 47:16

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci" QS. 47:24

JIKA SEMUA AGAMA SAMA DAN BENAR : Maka tidak salah kalau seseorang yang tidak sempat shalat lima waktu dan sholat Jum'at, menggantikannya dengan pergi ke gereja untuk mengikuti kebaktian pada hari Minggu, atau sebaliknya bagi orang Kristen yang tidak sempat ke gereja hari Minggu karena ingin liburan, dia bisa ikut sholat Jum'at sebagai ganti kebaktiannya. Dan tidak perlu lagi, jauh-jauh ke Makkah untuk ibadah haji, cukup digantikan pergi ke BALI mengikuti apacara NYEPI, setelah itu mampir ke pantai kuta untuk berjemur

 
Sumber: http:// kristen.wapda le.com/file/islamdankristenbeda.html

10 Alasan Wanita Enggan Berjilbab

Assalamu’alaikum, sahabat, berikut saya share dari sebuah blog tentang alasan wanita enggan berjilbab…

10 alasan wanita enggan berjilbab adalah:

1. Jilbab tidak menarik. Jawabnya seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa senangnya itu diukur dengan barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.
...
2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab.
Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.

3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain.
Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia lebih menyukai pakaian yang bugil sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya bisa kelihatan orang.

4. Karena merasa gerah dan panas.
Jawabannya, wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian Islami, mengapa di negara lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat. Syetan telah telah menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas api neraka.

5. Takut tidak istiqamah. Mereka melihat contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah, begitu pula puasa dan ibadah lainnya.

6. Takut tidak laku kawin, jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab.
Jawabannya, adalah ucapan itu sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri. Sesungguhnya perkawinan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang sudah meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjlbab dan menutup aurat dalam berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan permainan bagi laki-laki iseng. Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.

7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya. Jawabnya menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan menghargai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.

8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya. Jawabnya, Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi perintah-Nya mengenakan jilbab.

9. Belum waktunya. Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak2 atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah menunaikan ibadah haji. Jawabnya adalah alasan mengulur-ulur waktu itu hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran saja. Itu sama artinya dengan orang yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai ia berusia tua. Apakah kita tahu kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan mati itu tdk mengenal usia, tua maupun muda.

10. Tdk mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu. Jawabannya, bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat2 utk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati perintah Allah & golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar perintah Allah.

Mohon menjadi bahan renungan bagi sahabat yang membacanya…

05 January 2012

AMANAH DALAM KELUARGA


Dari Abdullah bin Mas’ud. Ia berkata : “telah bersabda Rasulullah saw. kepada kami: hai golongan orang-orang muda ! siapa-siapa dari kamu mampu menikah, hendaklah ia menikah, karena yang demikian lebih menundukkan pandangan mata dan lebih memelihara kemaluan; dan barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah ia bersaum, karena ia itu benteng bagimu”. (Muttafaq ‘alaih).

Al-Qur’an menyebutkan kata “nikah” sebanyak 23 kali yang berarti “menghimpun”. sedangkan kata “zawwaja” terulang tidak kurang dari 80 kali yang berarti “pasangan”.

Pernikahan merupakan ketetapan ilahi atas segala makhluk :

“Segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu menyadari (kebesaran Allah)” (al-Zariyat 51:49).

Perpasangan merupakan fitrah, sehingga Islam mensyari’atkan dijalinnya pertemuan yang membawanya pada pernikahan agar mengalihkan kegundahan, kerisauan menjadi ketetraman dan ketenangan yaitu sakinah. Sakinah terambil dari akar kata sakana yang berarti diam/ tenangnya sesuatu setelah bergejolak. Itulah sebabnya mengapa pisau dinamai sikkin karena ia adalah alat yang menjadikan binatang yang disembelih akan tenang, tidak bergerak, setelah tadinya ia meronta. Sakinah karena pernikahan adalah ketenangan yang dinamis dan aktif, tidak seperti kematian binatang.

Di dalam Al-Qur’an surat al-Rum 21 dinyatakan :

“dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikann-Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kamu yang mau berfikir”.

Adapun perekat pernikahan adalah mahabbah (cinta), mawaddah, rahmah dan amanah Allah. Sebagai Tali temali ruhani perekat pernikahan, cinta diisi mawaddah disusul rahmah dan dilengkapi dengan amanah.

Mawaddah tersusun dari huruf-huruf m-w-d-d-, yang maknanya berkisar pada kelapangan dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Dia adalah cinta plus. Bukankah yang mencintai, sesekali hatinya kesal sehingga cintanya pudar bahkan putus, tetapi yang bersemai dalam hati mawaddah, tidak lagi akan memutuskan hubungan seperti yang bisa terjadi pada orang yang bercinta. Ini disebabkan karena hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan sehingga pintu-pintunya pun telah tertutup untuk dihinggapi keburukan lahir dan batin.


Rahmah adalah kondisi psikologis yang muncul di dalam hati akibat menyaksikan ketidakberdayaan, sehingga mendorong yang bersangkutan untuk memberdayakannya. Karena itu dalam kehidupan keluarga, masing-masing suami dan istri akan bersungguh-sungguh, bahkan bersusah payah demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya serta menolak segala yang mengganggu dan mengeruhkannya.

Al-Qur’an menggarisbawahi hal ini dalam rangka jalinan perkawinan karena betapapun hebatnya seseorang, ia pasti memiliki kelemahan, dan betapapun lemahnya seseorang, pasti ada juga unsur kekuatannya. Suami istri tidak luput dari keadaan demikian, sehingga suami dan istri harus berusaha untuk saling melengkapi

“Istri-istri kamu (para suami) adalah pakaian untuk kamu, dan kamu adalah pakaian untuk mereka” ( al-baqarah 2: 187)

Ayat ini tidak hanya mengisyaratkan bahwa suami istri saling membutuhkan sebagaimana kebutuhan manusia pada pakaian, tetapi juga berarti bahwa suami istri yang masing-masing menurut kodratnya memilki kekurangan harus dapat berfungsi menutup kekurangan pasangannya, sebagaimana pakaian menutup aurat (kekurangan pemakainya).

Amanah. Pernikahan adalah amanah yang harus dijalankan sebaik-baiknya

“kalian menerima istri berdasar amanah Allah”

Amanah adalah suatu yang diserahkan kepada pihak lain disertai dengan rasa aman dari pemberinya karena kepercayaanannya bahwa apa yang diamanatkan itu, akan dipelihara dengan baik, serta keberadaannya aman di tangan yang diberi amanat itu.

Istri adalah amanat di pelukan suami, suami pun amanah di pangkuan istri. Tidak mungkin orang tua dan keluarga masing-masing akan merestui perkawinan tanpa adanya rasa percaya dan aman itu. Suami demikian juga istri tidak akan menjalin hubungan tanpa merasa aman dan percaya kepada pasangannya.

Kesediaan seorang istri untuk hidup bersama dengan seorang lelaki, meninggalkan orang tua dan keluarga yang membesarkannya, dan mengganti semua itu dengan penuh kerelaan untuk hidup bersama lelaki asing yang menjadi suaminya, serta bersedia membuka rahasianya yang paling dalam.

Semua itu merupakan hal yang sungguh mustahil, kecuali jika ia merasa yakin bahwa kebahagiannya bersama suami akan lebih besar dibanding dengan kebahagiannya dengan ibu bapak, dan pembelaan suami terhadapnya tidak lebih sedikit dari pembelaan saudara-saudara sekandungnya. Keyakinan inilah yang dituangkan istri kepada suaminya dan itulah yang dinamai al-Qur’an mitsaqan ghalizha (perjanjian yang amat kokoh) (al-Nisa 4:21).

Rumah tangga teladan adalah rumah tangga yang didirikan di atas landasan taqwa. Dengan mengikuti al-Qur’an dan Sunnah serta menjadikannya sebagai dasar keputusan bagi suami-istri dalam menghadapi segenap permasalahan.

Adapun ciri-ciri rumah tangga teladan : rumah tangga teladan itu lapang dalam segala seginya, baik secara moral maupun material, yaitu jauh dari sikap boros dalam segala kehidupan. Rumah tangga teladan senantiasa memperhatikan kebersihan ruhani dan jasmani. rumah tangga teladan berdiri di atas pondasi yang kuat berupa ketenangan, cinta dan kasih sayang jauh dari kebisingan dan keributan. rumah tangga teladan senantiasa memberikan tempat tidur bagi anak-anaknya. rumah tangga teladan adalah anggota-anggotanya saling bekerjasama dalam mengerjakan setiap pekerjaan. Rumah tangga teladan sangat memperhatikan pendidikan bagi anak-anaknya, baik pendidikan fisik, akal, ruhani dan masalah psikologis.

Adapun teladan suami dan istri dijelaskan sebagai berikut : Nabi sebagai suami dengan kewibawaan dan kharismanya tidak menjadi penghalang untuk bergurau dan bercanda. nabi sering membantu pekerjaan istrinya dalam pekerjaan rumah tangga. nabi senantiasa setia kepada istrinya. nabi senantiasa bijaksana sikapnya terhadap istrinya. nabi bersikap adil kepada istrinya dengan senantiasa menampakkan senyum dengan penuh kelembutan. Suami teladan berkata jujur, pandai bergaul, bersikap santun, memelihara rahasia keluarganya dan selalu gagah dan tampan di depan istrinya. Istri teladan adalah istri yang senantiasa tampil dengan rapi dan bersih di depan suaminya dan menjaga kebersihan. istri teladan adalah wanita yang taat kepada Allah dan menunaikan hak-hak suami. Memelihara harta, mendidik anak-anak dan memelihara rahasia keluarga. Istri teladan senantiasa rela menerima pemberian suami, baik sedikit maupun banyak.

Istri teladan pandai mengatur urusan rumah tangga dan membelanjakan harta dengan sebaik-baiknya. istri yang berakhlak baik, istri yang pandai bergaul dengan pihak keluarga suami, istri yang selalu menghormati perasaan suaminya, istri yang selalu mensyukuri kebaikan suaminya.

20 December 2011

BELAJAR CINTA DARI SEEKOR CICAK





Dari seekor cicak kita belajar bagaimana cinta itu tidak mengenal ruang dan waktu.Karena kesetiaan dan cinta pula seekor cicak mampu bertahan hidup selama 10 tahun dalam ruang yang tidak mungkin baginya mendapat makanan.

Kisah sang cicak tersebut muncul saat sebuah rumah di jepang dipugar dan dirobohkan. Sudah lazim di Jepang setiap rumah memiliki sekat diantara temboknya yang terbuat dari kayu. Dan ketika sekat itu dibongkar, sangat terkejutlah si tuan rumah mendapati seekor cicak terperangkat di dalam sebuah surat.

Saat itu yang ada dibenaknya adalah rasa penasaran sekaligus ibah melihat sang cicak. Ternyata surat dimana cicak terperangkat sudah ada disitu sejak 10 tahun yang lalu. Sang tuan rumah semakin penasaran, bagaimana seekor cicak mampu bertahan hidup 10 tahun tanpa makan dan minum di ruang gelap.Disisi lain, kakinya melekat pada surat itu.
Ketika rasa penasarannya belum terjawab, dia dikejutkan oleh sebuah kejadian luar biasa lainnya yang menimpa sang cicak. Sebuah kejadiaan yang tidak akan bisa dijelaskan dengan hukum fisika bahkan kimia. Karena ilmu itu terlalu sempit untuk menjelaskan universalitas cinta sang cicak.Ahli biologi tak akan mampu menjelaskan bagaimana mekanisme tubuh cicak mampu bertahan dalam alam di luar habitatnya. Namun cinta telah berkata lain: membalikkan yang tak mungkin menjadi suaaaaangat mungkin.

Dan Ternyata kejadian itu pulalah yang telah menyebabkan sang cicak mampu bertahan hidup selama 10 tahun.10 tahun bukan waktu yang sedikit. Dalam masa sepuluh tahun tersebut hidup cicak ternyata disambung oleh cicak lain yang dengan setianya menyuapi sang cicak yang malang dengan makanan di mulutnya. Ternyata ada cicak lain yang terus memberikan perhatiaan dan rasa cinta tulusnya pada sang cicak malang tadi.

Sungguh ini sebuah cinta, cinta yang indah. Apa yang dapat dilakukan oleh cinta adalah sebuah keajaiban, sebuah kemustahilan.Cicak itu tidak pernah meyerah, dia terus memperhatikan dan memperdulikan pasangannya. Mari kita renungkan bagaimana hewan yang kecil tersebut memiliki karunia yang begitu mengagungkan. Keagungan itu ada karena Sang Khalik yang Maha Mencintai semua ciptaanya memberi mereka dengan universalitas cinta. Haruskah manusia yang memiliki derajat tertinggi diantara ciptaanNya mengingkari kepedulian dan perhatian atas sesamanya?

Haruskah manusia sebagai ciptaan paling sempurna sang Raja Manusia menjadikan cinta suci hanya kedok untuk merengkuh kenikmatan dunia. Haruskah jutaan manusia terkecewakan oleh tipu muslihat atas nama cinta.Tidakkah cicak tadi mampu menghadirkan pembelajaran yang ruaaaaar biasa bagi kita dalam memaknai kesetiaan cinta. Cinta ah cinta sejati…………
dimana kau berada…………..

Sumber : http://theguru 216.wordpress.com/2009/12/26/belajar-cinta-dari-seekor-cicak/

Surga itu Tidak Gratis


Bukan Untuk Orang Yang Malas

Meraih surga yang dijanjikan oleh Allah swt adalah impian setiap muslim, tapi sayangnya 'kavling' surga tidak dibagikan secara gratis. Surga hanya diwariskan kepada hamba-hambaNya yang beriman (baca: berilmu) & beramal soleh. Iman tanpa amal merupakan sebuah dusta, dan amal tanpa iman merupakan perbuatan sia-sia. Amal yang diterima oleh Allah swt, pertama, harus didasarkan rasa ikhlas, semata-mata sebagai bentuk implementasi pengabdian diri seorang hamba kepada Tuhannya dan kedua, harus benar ilmunya, yaitu sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Allah swt. Manusia tidak diberi sedikitpun hak untuk ‘menciptakan’ suatu bentuk ibadah apapun selain apa yang telah ditentukan dariNya baik melalui Kalam-Nya (Al-quran) maupun perbuatan atau perkataan yang dicontohkan oleh RasulNya (as-Sunnah),
"Apakah mereka mempunyai para sekutu yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?.” (QS. 42:21)

Rasa Ikhlas merupakan urusan antara seorang hamba dengan Allah swt, orang lain tidak akan mungkin mengetahui apakah seseorang yang sedang melakukan perbuatan amaliah, didasari rasa ikhlas atau tidak. Masalah hati adalah urusanNya, hanya Dialah yang menggenggam dan membolak-balikkan hati setiap manusia. Jadi lebih utama jika kita selalu mengedepankan sikap berbaik sangka.

Berbeda dengan ikhlas, benar atau tidaknya suatu perbuatan amaliah dapat diketahui oleh setiap manusia. Tentunya manusia yang mengoptimalkan kerja akal dan panca inderanya.

Ilmu harus lebih diutamakan daripada amal, karena ilmu-lah yang memberikan petunjuk dan ‘mengawal’ arah amal yang kita lakukan agar tidak melenceng dari ‘garis’ yang telah ditentukan yaitu Al-quran dan as-Sunnah.

Rasulullah saw bersabda,  
“Ilmu itu pemimpin, dan amal adalah pengikutnya."

Oleh karena itu, hendaknya kita membekali diri dengan ilmu sebelum beramal, setidaknya kita mengetahui ‘dalil’nya, bukan hanya sekedar menuruti apa kata orang lain atau mengikuti apa yang sudah menjadi kebiasaan turun temurun,
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." (QS. 17:36)

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: ", tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari nenek moyang kami". ", walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?"." (QS. 2:170)

Ironisnya, kita seringkali menuruti apa kata orang lain atau tidak jarang mengikuti apa yang sudah menjadi kebiasaan umum. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam pelaksanaan sholat jamaah, seringkali kita jumpai, posisi antara imam dan makmum tidak mengikuti tauladan yang diberikan oleh Rasulullah saw, terutama untuk jamaah 2 orang lelaki. Posisi sholat berjamaah menurut Rasulullah saw dijelaskan oleh Ibnu Abbas ra, yaitu

Ibnu Abbas ra berkata,
"Aku shalat bersama Nabi SAW di suatu malam, aku berdiri di samping kirinya, lalu Nabi memegang bagian belakang kepalaku dan menempatkan aku di sebelah kanannya." (HR Bukhari)

Setiap muslim menyadari bahwa sholat yang mereka lakukan mengikuti apa yang Rasul ajarkan, seperti sabda beliau saw, "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”. Tapi seringkali dalam prakteknya kita lebih condong untuk ‘mengikuti’ orang lain. Hal ini disebabkan antara lain karena kita seringkali malas mencari ilmu tentang agama, seolah-olah ilmu agama dapat kita ketahui secara alamiah, seolah-olah yang tahu masalah agama hanyalah ustadz atau ulama saja, seolah-olah sejak lahir kita telah pandai mengaji atau sholat, sehingga tidak perlu mengevaluasi sholat kita. Lucunya kita malah bersusah payah mencari ilmu dunia, meremehkan ilmu agama.

Sebuah ironi ketika lisan berucap menginginkan surga tapi perbuatan kita lebih condong kepada cinta dunia.

Mencari ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim, Alquran mendorong setiap muslim untuk menjadi orang yang berilmu, beramal dan mengajarkan ilmunya,
"... akan tetapi (dia) berkata, 'Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani (yang sempurna ilmu dan taqwanya kepada Allah), karena kamu selalu mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kamu telah mempelajarinya."  (QS. 3:79)

Hendaknya kita optimalkan segenap anugrah yang Allah berikan kepada kita yaitu akal dan panca indera untuk meraih ilmu yang bermanfaat dunia-akhirat. Gunakan sepasang mata yang indah ini untuk banyak membaca, telinga untuk rajin mendengar, dan sepasang kaki yang dilangkahkan ke majelis-majelis, perpustakaan ataupun toko buku. Setiap muslim hendaknya jangan malu untuk bertanya,
"maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,..."  (QS. 16:43)

Berusahalah... karena agama ini diturunkan bukan untuk orang yang malas.

Sumber : http://akuingin menulis.blogspot.com/2008/09/agama-bukan-untuk-orang-yang-malas_02.html


Surga itu Tidak Gratis

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk jannah (surga), padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa malapateka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah.’ Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amat dekat.”  (Al-Baqarah: 214).


Khabbab bin Arat ra, berteriak lantang: “Memang, ia (Muhammad) adalah utusan Allah kepada kita, untuk membebaskan dari kegelapan menuju terang benderang.” Sebuah deklarasi keimanan justru saat dakwah Rasulullah baru pada fase sirriyah dan lemah. Pernyataan itu diperdengarkan di depan segerombol kafir Quraisy. Kontan, mereka murka mendengarnya. Khabbab, si pandai besi itu sadar akan resiko yang ia hadapi. Tak ayal, mereka memukuli dan menyiksanya. Ia terhuyung tak sadarkan diri. Tubuhnya bengkak-bengkak. Seluruh tulang persendiannya terasa nyeri. Darah mengalir membasahi pakaian dan tubuhnya.

Ini bukan akhir Khabbab menuai siksaan. Onggokan besi, bahan baku pedang, di rumahnya menjadi senjata makan tuan. Kafir Quroisy mengubahnya menjadi alat siksa yang mengerikan. Mereka masukkan besi ke dalam api hingga merah membara. Dililitkannya besi menyala itu pada kedua tangan dan kaki Khabbab. Sakit tiada terkira. Namun, semua itu tak menjadikan ia bergeming dari keimanan.

Derita Khabbab belum usai. Ummi Anmar, bekas majikannya, turun tangan. Wanita jalang itu menyiksa dan menderanya. Ia mengambil besi panas yang menyala dan meletakkannya di ubun-ubun Khabbab. Ia menggeliat kesakitan. Nafas tetap ditahan agar tak keluar keluhan, karena keluhan hanya akan menjadikan para algojo bersorak-sorak.

Sampai suatu ketika Khabbab datang menghadap Rasulullah saw di bawah naungan Ka’bah. “Wahai Rasulullah! tidakkah Anda memohonkan pertolongan bagi kami? Usul Khabbab. Rasulullah duduk, raut mukanya memerah seraya bersabda: “Dahulu sebelum kalian, ada orang disiksa dengan dikubur hidup-hidup. Ada yang kepalanya digergaji menjadi dua bagian. Ada pula yang kepalanya disisir dengan sikat besi hingga kulit kepalanya terkelupas. Tetapi siksaan-siksaan itu tidak memalingkan mereka dari agamanya. Demi Allah, Allah pasti akan mengakhiri persoalan ini, sehingga orang berani berjalan dari Shan’a ke Hadramaut tanpa rasa takut kepada siapa pun selain Allah, walaupun srigala ada di antara hewan gembalaannya, tetapi kalian tampak terburu-buru.”

Itulah sepenggal episode kehidupan Khabbab r.a. Pada awal dakwah Islam, penyiksaan bahkan dialami oleh Rasulullah saw sendiri beserta para sahabat yang lain. Mungkin kita bertanya, mengapa Rasulullah saw dan para sahabatnya harus merasakan penyiksaan, sedangkan mereka berada pada pihak yang benar? Mengapa pula Allah Ta’ala tidak melindungi mereka, padahal mereka adalah tentara-tentara Allah, bahkan kekasih-Nya berada ditengah-tengah mereka?
Manusia dicipta bukan tanpa tujuan. Allah bermaksud mencipta manusia untuk beribadah kepada-Nya.  
“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.”  (Adz-Dzariyat: 56).
Beribadah itulah tujuan utama penciptaan manusia.

Sifat dasar ubudiyah adalah taklif (beban). Dalam Islam, orang yang akil baligh biasa disebut mukallaf, artinya, orang yang dibebani. Dengan demikian ubudiyah mengharuskan adanya taklif, sedang taklif menuntut adanya kesiapan menanggung beban dan perlawanan terhadap hawa nafsu dan syahwat. Taklif tersebut, tersimpul dalam kalimat laailaaha illallah, yang bermakna tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain hanya Allah. Meski kalimat tersebut singkat, namun ia bermakna padat. Ia mengandungi totalitas penetapan (itsbat) atas obyek peribadatan, meliputi tujuan (qasd), niat, pengagungan (ta’dhim), pengharapan (raja’), dan takut (khauf) hanya tertuju kepada Allah semata. Kalimat tersebut juga mengandungi totalitas pengingkaran (nafyu) atas obyek peribadatan kepada selain Allah yang meliputi sesembahan yang diyakini dapat mendatangkan manfaat dan madharat (aalihah), makhluk yang rela diibadahi, diikuti, dan ditaati (taghut), fatwa atau jalan hidup yang menyelisihi Islam (arbaab), dan segala yang dapat memalingkan manusia dari Allah, seperti harta, tempat tinggal, dan keluarga (andaad).

Dengan demikian, berislam memang (seharusnya) menumbuhkan sikap revolusioner. Konsekuensi berislam, adalah tuntutan memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, baik menyangkut ubudiyah mahdlah atau ghairu mahdlah. Juga, ubudiyah harus murni hanya kepada Allah. Dus, harus menolak beribadah kepada selain-Nya, baik dari golongan jin maupun manusia. Hal ini tentu membawa potensi ancaman yang beragam, terutama dari unsur-unsur yang diingkari untuk diibadahi, baik dari golongan jin maupun manusia. Di sinilah maksud taklif menuntut adanya kesiapan menanggung beban dan perlawanan.

Jadi, memang sejak semula manusia diciptakan untuk siap menanggung beban, ujian, dan cobaan. Karena jannah yang dijanjikan Allah tidaklah gratis, melainkan harus ditebus dengan berislam, lengkap dengan segala konsekuensi yang harus dipenuhi dan resiko yang harus dihadapi.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk jannah (surga), padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa malapateka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata: ‘Bilakan datangnya pertolongan Allah.’ Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amat dekat.” (Al-Baqarah: 214).

Lantas apa maksud Allah? bukankah bagi-Nya segala sesuatu mudah jika mengendaki? hanya dengan kalimat kun fayakun(Jadilah! maka akan terjadi), termasuk mudah bagi Allah jika Dia menghendaki Islam tegak di muka bumi, juga mudah bagi-Nya jika mengendaki seluruh manusia memeluk Islam…?

Sengaja Allah tidak membuat semuanya berjalan mulus, Dia bermaksud menguji hamba-hambanya hingga dapat dibuktikan siapa yang mukmin dan siapa yang munafik, siapa yang jujur dan siapa yang dusta? Berislam secara lisan belaka, tanpa ada konsekuensi-konsekuensi tertentu, tentu akan sulit membedakan antara yang sungguh-sungguh dengan yang berpura-pura. Di sinilan relevansi mekanisme ujian dan cobaan bagi seorang hamba.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: ‘Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?’ Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sungguh Allah mengetahui orang-orang yang dusta.”(Al-Ankabut: 2–3).